KUALIFIKASI
DAN KOMPETENSI GURU TPQ
(Dalam
rangka workshop pengajaran dan pengembangan pembelajaran TPQ)[1]
MUQODDIMAH
Dengan menyebut nama allah yang maha pengasih
dan penyayang, sholawat serta salam semoga terlimpahkan kepada nabi kita nabi
agung Sayyidina Muhammad shollallu ‘alaihi wasallam. Amma ba’du : Pendidikan merupakan
kebutuhan setiap orang, perkara yang paling penting dari yang penting lainya,[2]
tanpa pendidikan maka manusia tidak mampu berbuat sesuai dengan yang
diinginkanya, tidak bisa mencapai kebahagiaan dunia dan juga akherat, oleh
karenanya kita harus bersama-sama memperhatikanya, peduli dengan kelangsungan
umat manusia khususnya masyarakat muslim agar bisa memelihara hak-hak
kemanusiaan,keagamaan dan kebangsaan.
Pendidikan berasal dari kata Robba-yurobbi-tarbiyatan
yang berarti ; mengasuh, mendidik,
memelihara[3]
berdasarkan kamus bahasa Indonesia 1991:232 berasal dari kata “didik” yang
artinya pemeliharaan dan pemberian latihan,secara terminology bisa
dilihat dalam UU NO 20 Tahun2003 tentang Sistem pendidikan Nasional yang
dimaksud pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan agama diarahkan menjadi sebuah
kebutuhan yang tak terelakkan bagi kita semua, merupakan hal yang wajib
dituntut oleh pribadi muslim, Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ/TPA) diupayakan
juga tidak hanya pengajaran an sich yang disampaikan tapi juga mengarah kearah pendidikan secara
komprehensif mewujudkan para peserta
didik yang memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Untuk mewujudkanya maka banyak komponen yang
menunjang terhadap terjadinya proses pendidikan di TPA/TPQ diantaranya :
fasilitas, kurikulum dan lebih-lebih ustadz/ustadzah/guru.
Menjadi guru berdasarkan
tuntutan hati nurani tidaklah semua orang dapat melakukannya, karena orang
harus merelakan sebagian besar dari seluruh hidup dan kehidupannya mengabdi
kepada agama, negara dan bangsa guna mendidik anak didik menjadi manusia yang berilmu
amaliyah dan beramal ilmiyah.
Guru Al-Qur‘an adalah pembimbing dan pengaruh yang bijaksana
bagi anak didiknya, pencetak para tokoh dan pemimpin umat. Untuk itu para ulama
dan tokoh pendidikan telah memformulasi syarat-syarat dan tugas guru Al-Qur‘an.
Berbagai syarat dan tugas guru Al-Qur‘an tersebut diharapkan mencerminkan profil guru Al-Qur‘an
yang ideal yang diharapkan dalam
pandangan Islam.
Sebelum
memaparkan materi saya ingin menyitir sebuah maqolah dari ulama kita sebagai
berikut :
Ibnu
Al-Mubarok RA berkata :
لا يزال الرجل عالما ما طلب العلم, فاذا ظن
انه قد علم فقد جهِل
Seseorang
itu dikatakan berilmu jika terus menerus mencari ilmu, apabila dia menganggap
dirinya sudah mengetahui segalanya maka sesungguhnya dia adalah orang yang bodoh.
Imam
waki’ berkata : seseorang dikatakan berilmu apabila dia
mau mendengarkan orang yang lebih tinggi darinya, yang sebaya denganya
dan lebih bawah darinya[4]
Sebenarnya
saya belum pantas memberikan materi pada saat ini tapi tiada rotan akarpun jadi
mudah-mudahan ilmu yang sedikit , akar yang belepotan tanah walaupun berada
dibawah bisa memberi manfaat bagi orang-orang yang ilmunya berada diatas yang memiliki pohon tinggi menjulang berlimpah
buah.amin ya mujibas saailin.
PEMBAHASAN
KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI GURU Al-QUR’AN
Ø Modal dasar
guru TPQ
Semua ibadah tentu harus didasari niat yang
lurus, seorang guru sebelum melangkah memasuki dunia al-Qur’an hendaklah
didasari niat ikhlas karena Allah ta’ala, Al-qur’an jangan dijadikan tujuan
bersifat duniawiyah, bukan untuk mencari pujian orang lain. Dari sinilah
merupakan modal awal dari masuknya ilmu
kepada anak didik kita.
Disamping
itu guru Al-Qur’an diusahakan memiliki sifat-sifat sebagai berikut :[5]
1. Memperbaiki
diri dengan akhlaq yang sesuai dengan ajaran agama
2. Memiliki
sifat zuhud dunia
3. Tidak terpengaruh
pada lingkungan masyarakat
4. Memiliki
kepedulian yang tinggi
5. Bermuka
manis dan berseri serta sabar
6. Selalu
bersih baik badan maupun pakaian
7. Menjauhkan
diri dari sifat-sifat jelek, misalnya ; ‘ujub, riya’, hasud, takabbur, dan
lainlain
8. Selalu
berdzikir pada Allah dan tawakkal dalam segala hal
Ø Syarat-syarat
guru TPA/TPQ
Sudah ngaji dengan guru yang bersambung sanadnya sampai kanjeng
nabi Muhammad SAW
Dalam al-Qur’an Surat al-Qiyamah 16-19 :
لا تحرك به
لسانك لتعجل به (16) ان علينا جمعه وقرأنه (17)
فاذا قرأناه
فاتبع قرأنه (18)ثم ان علينا بيانه (19)
Artinya :
16.
janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak
cepat-cepat (menguasai)nya
17.
Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu
pandai) membacanya.
18.
apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.
19.
Kemudian, Sesungguhnya atas tanggungan kamilah penjelasannya.
Syekh ‘Aly Ash-shobuni[6]
menafsirkan : Nabi Muhammad s.a.w. dilarang oleh Allah SWT menirukan bacaan
Jibril a.s. kalimat demi kalimat, karena takut hilangnya hapalan dalam dada
beliau,sebelum Jibril a.s. selesai membacakannya, karena menjadi tanggungan
Allah SWT dan malaikat Jibril memasukkan kedada Nabi Muhammad s.a.w. sehingga
beliau bisa menghafalnya dan membacanya serta
memahami betul-betul ayat yang diturunkan itu secara sempurna.
Berdasarkan ayat ini memberi pengertian bahwa Nabi Muhammad SAW secara musyafahah
mengaji dengan malaikat Jibril As. Kemudian sahabat-sahabat nabi mengaji dengan
Rasulullah SAW, tabi’in mengaji kepada kepada sahabat, tabi’it tabi’in mengaji
kepada kepada tabi’in dan seterusnya sampai ke ulama-ulama al-Qur’an pada zaman
ini untuk menjaga keabsahan bacaan al-qur’an.
Ada beberapa cara yang telah dilakukan ulama-ulama sepuh kita :
1. Guru membaca murid menirukan bacaan guru, metode ini yang paling utama,
tapi membutuhkan waktu yang lama. Apalagi kalau muridnya banyak maka banyak
juga menyita waktu.
2. Murid membaca guru mendengarkan bacaan murid, jika salah dibetulkan satu
persatu.
3. Guru membaca al-Qur’an, murid-murid mendengarkan bacaan guru secara
berjama’ah (model sema’an)[7]
Semua metode ini bisa
diterapkan semua jika ingin menghasilkan murid-murid TPA/TPQ yang baik dan
benar bacaanya.
Paham hukum-hukum bacaan al-qur’an[8]
Membaca al-Qur’an dengan baik dan benar adalah merupakan keharusan
yang tidak bisa ditawar-tawar, seorang anak didik bisa membaca dengan baik dan
benar tentunya kalau yang member contoh juga baik dan benar.Oleh karenanya
seorang guru TPQ harus berusaha memperbaiki dan membenarkan bacaanya kepada
guru-guru al-Qur’an, mempelajari tajwid merupakan pendukung yang sangat utama
untuk membaca sesuai dengan aturannya.
Ada sebuah riwayat dari Ibnu mas’ud, beliau berkata : “Baguskanlah bacaan al-qur’anmu?”[9]
(( جود وا القرأ ن ))
Al-qur’an memilik hukum-hukum tajwid
yang disyari’atkan sebagaimana kesepakan
dari ulama salaf berdasarkan riwayat dari Rasulullah SAW, menyalahi aturan
bacaan termasuk fasiq, Ibnu al-jauzy berkata:[10]
والاخذ
بالتجويد حتم لازم * من لن
يجود القرأن أثم
لأنه به الاله
أنزلا * وهكذا منه الينا وصلا
Tajwid itu sesuatu yang harus dipegangi
orang yang tak bertajwid maka berdosa
Qur’an itu turun dari Ilahi Robby
Dari situlah sampai pada kita
semua
Berdasarkan
dasar hukum diatas maka ada beberapa materi-materi yang harus dikuasai guru TPQ
berdasarkan beberapa kitab dan buku yang tersebar dimasyarakat kita, yaitu :
Tahap pertama
|
1. Menguasai Makhorijul Huruf
2. Menguasai bacaan hukum nun mati /tanwin
3. Menguasai bacaan Ghunnah
4. Menguasai hokum mim mati ketemu dengan huruf hija’iyyah
5. Menguasai Hukum Lam jalalah
6. Menguasai hukum Ro’
|
Tahap kedua
|
1. Menguasai
hukum mad Asli (mad Thobi’i)
2. Memahami Hukum mad Far’i
-
Mad Jaiz munfasil
-
Mad wajib muttasil
-
Mad silah towilah
-
Mad silah qosiroh
-
Mad ’arid lissukun
-
Mad badal
-
Mad lin
-
Mad lazim mukhoffaf harfi
-
Mad lazim mukhoffak kalimi
-
Mad lazim mutsaqqol harfi
-
Mad lazim mutsaqqol kalimi
3. Memahami hukum waqof dan wasol
|
Tahap
ketiga
|
1. Menguasai
bacaan Imalah
2. Menguasai
bacaan Isymam
3. Menguasai bacaan
Tashil
4. Menguasai
bacaan Sod diganti sin
5. Menguasai
bacaan Tanwin yang disambung dengan hamzah wasol
6. Menguasai
bacaan ana yang dibaca pendek
7. Mengetahui bacaan yaumi’idz
8. Menguasai
bacaan Qowariro qowarir
9. Menguasai wau
zaidah
|
Tahap keempat
|
1.Menguasai bacaan Dal bila ketemu dengan huruf
hija’iyyah
2.Menguasai bacaan dzal bila ketemu dengan huruf
hija’iyyah
3.Menguasai bacaan Ta’ ta’nis bila ketemu dengan huruf
hija’iyyah
|
Tahap kelima
Tambahan saja ya
!!
|
1.Mengetahui do’a setelah akhir surat[11]
-
At-TinAl -Ghosyiyah
-
Al-Baqoroh -Al-Isro’
-
Al-Mursalat -Al-Qiyamah
-
Al-Qori’ah -Al-Mulk
2.Sujud tilawah / membaca tasbih pada
ayat-ayat tertentu
-
QS.Al-’alaq 19 -QS.An-Naml 25
-
QS.Al-Isro’ 109 -Qs.Al-Hajj 18 dan77
-
QS. An-Nahl 49 -QS.Al-Insyiqoq 25
|
Paham kaidah-kaidah bahasa arab
khususnya ilmu shorof agar bisa mengetahui bacaan bila dilanjutkan dan berhenti
sehingga bisa benar dalam membacannya karena ada Kitab Al-Qur’an misalnya
terbitan timur tengah yang tidak member harokat pada kata-kata tertentu
misalnya ; QS.Yusuf ayat 9 yaitu kata :أقتلوا
Qs.Al-Hajj 11 خيرأطمأن به dan
lain-lain.
Menguasai
materi tambahan untuk memotivasi anak didik agar bisa bersemangat dalam belajar Al-qur’an ilaa
yaumil qiyamah disamping itu menghiasi mereka dengan akhlaq al-Qur’an,sehingga
anak didik bisa CERDAS DAN MULIA BERSAMA AL-QUR’AN, diantara
materi yang perlu diajarkan kepada anak didik sambil berlatih tajwid adalah ;
1.
Menghapal
ayat-ayat penting tentang keimanan
misalnya :
§ Allah SWT maha Hayyun dan Qoyyum (QS.Al-Baqoroh ayat 255)
§ Iman kepada Allah, Malaikat-malaikat,kitab-kitab,
Rasul-rasul allah dan ayat (QS.Al-Baqoroh 284-286)
2.
Memahami
ayat-ayat tentang Rukun Islam, misalnya :
§ Sholat dan Zakat ( QS.Al-Baqoroh 43)
§ Puasa (QS.Al-Baqoroh
183)
§ Haji (QS.Ali ‘imron
97)
3.
Menghapal ayat-ayat tentang budi
pekerti yang baik
§
pema’af (QS.Al-A’rof 199)
§
Ikhtiar (AR-Ro’du 11)
§
Optimis (QS.Yusuf 87)
§
Tawakkal (QS.At-THOLAQ 3)
§
Birrul Walidain (Luqman 14-15)
§
Rendah hati (QS.Al-Furqon 63, QS.Luqman
18-19)
4.
Menghapal ayat-ayat tentang Fadilah
membaca dan mendengarkan Al-Qur’an
5.
Menghapalkan hadis tentang
mengkhatamkan al-Qur’an
6.
Menghapalkan hadis tentang ahlul Qur’an
7.
Menghapalkan Surat Yasin
8.
MenghapalkanSurat Al-Waqi’ah
9.
Menghapalkan Surat Al-Mulk
10. Menghapal
QS. Ad-Dukhon
11. Menghapal
QS.As-Sajdah
12. Memahami
manfaat dari ketiga surat diatas
Disamping materi-materi diatas, seorang
guru TPQ diharapkan memiliki kemampuan dalam bidang teknologi dalam rangka
mewujudkan pembelajaran yang menarik, misalnya : dengan menyajikan
cerita-cerita al-Qur’an berupa cerita nabi-nabi, orang-orang soleh,jejak
sejarah mereka berupa film-film animasi
yang menumbuhkan kesenangan mereka terhadap al-Qur’an.
IKHTITAM
Materi-materi
diatas perlu dikelola dan disusun bersama-sama untuk mewujudkan generasi yang
berkarakter Qur’any dan tentunya didukung dengan semua pihak yang peduli
tentang pendidikan anak didik kita semua, karena dengan bermodalkan al-Qur’an
generasi kita selamat dunia akherat, Demikian uraian penulis, mari berjuang
tanpa henti, memasyarakatkan Al-qur’an dan mengal-Qur’ankan masyarakat. Kun ’aliman aw
muta’alliman aw mustami’an aw muhibban.
Daftar
Pustaka
Abu
zakaria Yahya Bin Syarofuddin an-Nawawi , At-Tibyan Fii adabi hamalatil qur’an,
As-Sayyid
Muhammad ‘alwi al-Maliky al-Makky, Al-qowa’id al-asasiyyah fi ‘ulum al-qur’an
Asy-Syekh
Hasyim asy’ary ,Irsyadus Saary Fii jam’ musonnafati asy-Syekh Hasyim Asy’ari,
Jombang
AW.Munawwir,
Kamus Al-Munawwit, Pustaka Progressih, Yogyakarta
KH.Abdullah
Umar fadlullah aminuddin, Mustolahut tajwid,
Toha Putra Semarang,
KH.abdullah
‘Umar Baidhowi, risaltul qurro’ wal huffadz, Perc. Al-munawwir Semarang,
Sayyid
Muhammad, At-Taliyyah wa at-Targhib, Al-Hidayah, Surabaya
Syekh
‘aly Ash-Shobuny, Shofwatut tafaasir, jilid III, Dar al-Kutub
al-‘ilmiyyah
Komunitas
Pendidikan.com
Yayasan
Al-Arwaniyyah.com
ALHAMDULILLAH
Becik atine, becik pikirane, becik tumindake
Damai agamane
[1]
Disampaikan Oleh : al-Faqir
ilaa Rabbihil ghoofir H.M.Agus Himawan Asy-Syirbany, S.Ag
(praktisi pengajar al-Qur’an)
pada Rabu, 30 Mei 2012 di hotel riyadi palace
[2]
Sayyid Muhammad, At-Tahliyyah wat targhib fi at-tarbiyyag wa at-tahdzib,hal.2-3
al-hidayah surabaya
[3]
A.W.munawwir, Kamus al-munawwir, hal.469 Pustaka Progressif, Yogyakarta
[4] KH.Hasyim asy’ary, “Adabul ‘alim wal
muta’allim”, hal. 21 dalam kitab “Irsyad as-Saary” fi jam’I Musonnafaati
asy-Syaikh Hasyim Asy’ary.Al-maktabah al-masruriyyah.
[5]
Abu Zakariya yahya bin Syaraifuddin an-Nawawi Asy-Syafi’ai, At-tibyan, hal.29
al-Haromain
[6]
Syekh ‘aly Ash-Shobuny, Shofwatut tafaasir,hal.1336-1337 jilid III, Dar
al-Kutub al-‘ilmiyyah
[7]
Lihat QS.al-Anfal 02, QS.Al-a’rof 204, QS.Al-ankabut 45, QS.Fussilat 26 dan
lain-lain
[8]
Lihat ; KH.Abdullah Umar fadlullah aminuddin, Mustolahut tajwid, Toha Putra Semarang, KH.abdullah ‘Umar Baidhowi,
risaltul qurro’ wal huffadz, Perc. Al-munawwir Semarang,
[9]
As-Sayyid Muhammad ‘alwi al-Maliky al-Makky, Al-qowa’id al-asasiyyah fi ‘ulum
al-qur’an, hal.30
[10]
Ibid, hal.31
[11]
Lihat Muhammad Nawawi al-jawi, at-tibyan fii adabi hamalatil qur’an,hal.